Pembelajaran konseptual merupakan suatu pembelajaran di mana guru dapat membantu siswa untuk memperoleh dan mengembangkan konsep-konsep dasar yang dibutuhkan untuk pembelajaran lebih lanjut dan pemikiran tingkat tinggi. Model pengajaran konsep tidak dirancang untuk mengajarkan sejumlah besar informasi kepada siswa. Tetapi dengan mempelajari dan menerapakan konsep-konsep kunci dalam subjek tertentu, siswa akan mampu mentransfer berbagai pembelajaran spesifik ke bidang-bidang yang lebih umum.
Algoritma merupakan logika, metode dan tahapan (urutan) sistematisyang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan.Algoritma merupakan prosedur dari beberapa langkah demi langkah untuk penghitungan,penalaran otomatis, dan pemrosesan data.
Pembelajaran kimia di seluruh dunia umumnyamenggunakan aturan pembelajaran dan algoritma yang memungkinkan siswa untuk berhasil menanggapi pertanyaan ujian, termasuk masalah komputasi yang relatif rumit. Namun hal yang sering dipertanyakan apakah siswa juga dapat menyelesaikan kasus pertanyaan konseptual yang terlihat sederhana serta menunjukkan minat, kecenderungan, dan kemampuan yang sama dalam berbagai jenis pertanyaan tes baik bentuk algoritma maupun konseptual.
Stamovlasis (2005) meneliti perbedaan antara pemahaman konseptual dengan pemecahan masalah algoritmik. Dimanadilakukan analisis menggunakansoal Ujian Nasional Yunaniuntuk mengkategorikan pertanyaan sebagai pertanyaan algoritmik ataumembutuhkan pemahaman konseptual serta kaitan antara pertanyaan konseptual denganketerampilan kognitif tingkat tinggi (HOCS) dengan pertanyaan algoritmik dengan keterampilan kognitif tingkat rendah (LOCS).
Hasil ujian nasional memberikan bukti yang mendukung perbedaan dan sifat berbeda dari pertanyaan algoritmik dan konseptual. Dimana penelitian menunjukkan bahwa ditemukansejumlah besar siswa tidak memiliki satu atau kedua kemampuan ini, hanya sekitar seperempat sampel yang menunjukkan kemampuan keduanya.
Pada soal algoritmik tesyang berhubungan dengan kalkulasi stoikiometri dalam kimia organik, terdapat jumlah yang banyak dan terdapat beberapasoal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi. Sedangkan untuk pertanyaan konseptual dari tes itu terbatas dan tidak terlalu sukar. Jika pertanyaan konseptual yang lebih sukar, maka sangat dimungkinkan proporsi siswa yang dapat menjawabsoal-soal tersebut akan menunjukkan penurunan.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman pada pertanyaan konseptual dengan tingkat kesukaran tinggi oleh sebagian besar siswa. Sehingga guru dan penulis buku sekolah harus memberikan penekanan padasiswa dengan pemahaman tentang kimia. Selain itu, semua siswayang mengalami kesulitan dengan pertanyaan konseptual, harus terus diberikan latihan, dorongan, dan dukungan untuk menghadapi pertanyaan semacam itu, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan rasa percaya diri.
Sehingga hal yang dapat disimpulkan yaitu gabungan tipe HOCS dan LOCS, formal dan informal pada ujian dan tes diperlukan untuk menantang dan membina siswa untuk mengembangkan kapasitas HOCS mereka.
Sumber :
Stamovlasis, D., etal. (2005).Conceptual understanding versus algorithmic problem solving: Further evidence from a national chemistry examination. Chemistry Education Research and Practice. 6 (2), hlm. 104-118
No comments:
Post a Comment